1. Pengertian Sikap Positif
dan Sikap Negatif
Sikap mulai menjadi fokus
pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford
Advanced Learner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa attitude, berasal
dari bahasa Italia “attitudine”•yaitu Manner of placing or holding
the body, dan Way of feeling, thinking or behaving
Definisi lain adalah cara
menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku
. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral)
seseorang pada sesuatu.
Konsep sikap pertama kali
diangkat dalam bahasan ilmu sosial pertama kali oleh Thomas (1918), sosiolog
yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan sosial, yang menulis buku Polish
Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group yang
merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama Znaniecki.
Ada beberapa definisi sikap
yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya yaitu:
·
Sikap adalah
evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek
atau isue. (Petty, cocopio, 1986 dalam Azwar S., 2000 : 6)
·
Sikap adalah
merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. (Soekidjo Notoatmojo, 1997 : 130)
·
Sikap adalah
pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak
sesuai sikap objek tadi. (Heri Purwanto, 1998 : 62)
Sikap terdiri atas 3 komponen
yang saling menunjang yaitu (Azwar S., 2000 : 23):
·
Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap.
Komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah
isu atau problem yang kontroversial. Misalnya sikap seseorang dalam memandang
korupsi sebagai perbuatan buruk.
·
Komponen afektif
merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang
biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang
paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap
seseorang. Komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu. Misalnya perasaan sayang seorang ibu kepada bayinya.
·
Komponen konatif
merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki oleh seseorang. Komponen ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk
bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu, dan belum menjadi
kebiasaan. Misalnya membuang sampah sembarangan di jalan ketika naik angkutan
umum.
Terdapat kaitan antara sikap
dan perilaku seseorang, walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang
bersifat irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi
darah belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut
takut melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.
Sikap dapat mengalami perubahan
sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan
juga dapat berpengaruh dalam hal ini. Aliran musik orang yang cenderung ekstrovert,
akan berbeda dengan orang yang introvert.
Salah seorang ahli yang
membahas tentang sikap adalah Carl Jung. Ia mendefinisikannya sebagai kesiapan
dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu. Ia sering muncul
dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.
Kadang-kadang kita mendengar
istilah kepribadian yang karismatik, yang merupakan kombinasi yang langka dari
ciri-ciri yang memancarkan pesona atau daya tarik tertentu. Sikap begitu
pentingnya sehingga dapat menjadi lebih penting daripada
karakteristik-karakteristik fisik dan mental dalam suatu kepribadiaan.
Dalam pergaulan sehari-hari
kita dapat menemukan dua sikap/perilaku, yaitu perilaku positif dan perilaku
negatif. Orang yang memiliki sikap negatif umumnya perilakunya tidak
menyenangkan dan membuat orang lain merasa tidak betah bersamanya. Ia cenderung
merugikan orang lain. Sebaliknya orang yang memiliki sikap positif umumnya
kehadirannya didambakan, menyenangkan, dan orang merasa betah
bersamanya.
Kehadirannya cenderung menguntungkan berbagai pihak. Sikap positif mendukung
hidup bersamanya.
Menurut
Heri Purwanto (1998 : 63), sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat
negatif:
·
Sikap positif
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek
tertentu.
·
Sikap negatif
terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai
obyek tertentu.
Secara
ringkas, sikap positif artinya
perilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang
berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sikap
negatif ialah sikap yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
kehidupan yang berlaku dalam masyarakat atau bahkan bertentangan.
2. Manfaat Sikap Positif
Sikap positif begitu kuat dapat
memperkuat ciri-ciri kepribadian. Ia dapat membuat orang cantik menjadi dua
kali lebih cantik . Hal ini dapat mengubah kepribadian yang membosankan menjadi
kepribadian yang dipandang orang menarik.
Ia juga bisa „mencemerlangkan‟•karakteristik
kepribadian yang lain. Dalam proses ini, citra keseluruhan orang yang
bersangkutan menjadi lebih bersinar dan lebih menarik bagi orang lain. Rasanya
tidak perlu diragukan lagi bahwa sikap positif dapat membantu orang menampilkan
kepribadian yang sebaik-baiknya.
Banyak orang berbakat, termasuk
mereka yang memiliki karakteristik dan karisma yang didambakan orang lain
merasa kesepian dan tidak bahagia, baik dalam kehidupan pekerjaan maupun dalam
kehidupan pribadi, karena mereka tidak menyadari pentingnya sikap yang positif.
Banyak manfaat yang diperoleh
dari seseorang yang memiliki sikap positif. Beberapa manfaat yang bisa
disebutkan antara lain:
·
Meningkatkan
produktivitas
Orang
yang memiliki dan membiasakan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari akan
berpengaruh terhadap produktivitas kegiatan yang dilakukannya. Salah satu
contoh kecil yang mudah dijumpai adalah orang yang memiliki sikap rajin dan
tidak
menunda-nunda pekerjaan tentu akan menyelesaikan semua
tugas yang dibebankan padanya sesuai dengan waktu dan target yang telah
ditentukan.
·
Membantu
perkembangan kelompok kerja
Masih
berhubungan dengan manfaat peningkatan produktivitas, dalam hubungannya sebagai
anggota dari suatu kelompok atau tim kerja, orang yang memiliki sikap positif
akan menjadi teladan bagi rekan anggota kelompoknya. Lebih dari itu, dia bahkan
berpotensi untuk menularkan sikap positifnya tersebut kepada orang lain
sehingga kelompok kerja yang diikutinya semakin berkembang. Berkembang di sini
baik dalam artian terjadinya perkembangan kepribadian pada rekan kelompoknya
maupun perkembangan penyelesaian pekerjaan atau tugas yang diemban oleh
kelompok kerja tersebut.
·
Membantu
pemecahan masalah
Orang
yang memiliki sikap positif akan memandang bahwa setiap masalah pasti mempunyai
jalan keluar dan bisa dipecahkan. Oleh karena itu setiap kesulitan atau
permasalahan yang terjadi akan dihadapinya tanpa mengenal kata menyerah. Dia
akan mengerahkan segala potensi yang dimilikinya untuk mencari jalan keluar
dari masalah tersebut.
·
Meningkatkan
kualitas
Manfaat
ini seiring dengan peningkatan produktivitas. Orang yang memiliki sikap positif
tidak hanya menghasilkan peningkatan dari segi kuantitas saja, namun dia akan
mengembangkan pemikirannya bagaimana agar hasil aktivitasnya tersebut dapat
terus meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, orang yang
memiliki sikap positif tidak akan puas dengan hasil yang telah dicapainya saat
ini. Namun dia akan terus berusaha untuk meningkatkan kompetensinya agar hasil
kegiatannya akan menjadi lebih baik di masa depan.
·
Menjamin
kesetiaan
Orang
yang memiliki sikap positif akan menumbuhkan rasa percaya dari relasinya. Orang
lain akan merasa aman dengan berbagai sikap positif yang dimilikinya dari
kemungkinan perilaku negatif, antara lain aman dari perbuatan curang, tindak
kejahatan, maupun perilaku tidak jujur lainnya. Hal ini tidaklah mengherankan,
karena orang yang memiliki sikap positif akan terus
berusaha menjaga integritas dan harga dirinya agar orang lain tidak merasa
dirugikan.
·
Membantu mengembangkan
hubungan antar manusia baik dengan sesama karyawan, atasan, dan pelanggan
Manfaat
ini masih memiliki kaitan erat dengan manfaat sebelumnya, yaitu menjamin
kesetiaan. Sikap positif yang dimiliki seseorang akan sangat membantunya dalam
menciptakan dan menjaga hubungan dengan orang lain. Hal itu tentu didorong dari
perasaan menyenangkan dan betah yang dirasakan orang lain tersebut terhadap
sikap-sikap positif seseorang ketika berhubungan dengannya.
·
Mendorong
orang lain untuk meningkatkan kontribusinya kepada kelompok kerja, perusahaan,
maupun organisasi
Manfaat
ini berkaitan dengan manfaat berupa perkembangan kelompok kerja. Tidak dapat
dipungkiri bahwa lingkungan kerja atau pergaulan amat besar pengaruhnya dalam
mempengaruhi seseorang. Tentunya jika yang berkembang di lingkungan kerja
tersebut adalah sikap positif, orang lain dalam kelompok kerja atau organisasi
tersebut lambat laun akan terpengaruh dan ikut bersikap positif dalam bekerja.
Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi kelompok kerja atau organisasi tersebut
dalam mencapai tujuan atau target-targetnya, sehingga produktivitas kelompok
kerja tersebut akan meningkat dari sisi kuantitas maupun kualitas.
·
Dapat
mengurangi ketegangan
Sikap
positif yang dimiliki seseorang amat berperan dalam mengurangi tekanan yang
timbul dari lingkungan tempat dia berada. Segala tekanan tersebut akan
dihadapinya dengan pikiran positif dan terus beraktivitas sebagaimana biasa.
Sebagai contoh, seseorang yang memiliki tetangga yang mempunyai kebiasaan
menyetel musik keras-keras akan menghadapinya dengan kepala dingin, dan
berusaha mengingatkannya dengan cara yang paling baik dan sopan.
3. Kerugian Sikap Negatif
Individu dengan sikap negatif
akan mengalami kesulitan dalam bergaul, membina hubungan, bekerja dan kehidupan
perkawinan. Mereka cenderung akan menciptakan lingkungan yang negatif baik di
rumah, di tempat kerja maupun dalam lingkungan sosial.
Kerugian
yang lebih membahayakan dari orang yang memiliki sikap negatif ini adalah
terkadang mereka juga menularkan sikap negatif yang ada pada dirinya kepada
orang lain yang ada di sekitarnya atau generasi yang akan datang. Jika hal
tersebut terjadi, maka lingkungan di mana dia berada tersebut akan rusak dan
tidak nyaman lagi untuk ditempati.
Secara umum, kerugian dari
orang yang memiliki sikap negatif adalah kebalikan dari apa yang akan diperoleh
seseorang yang memiliki sikap positif.
Sehingga
seseorang yang memiliki sikap negatif akan:
·
Menurunkan
produktivitas
·
Menghambat
perkembangan kelompok kerja
·
Menghambat
pemecahan masalah
·
Menurunkan
kualitas
·
Menghilangkan
kesetiaan
·
Menghambat
pengembangan hubungan antar manusia
·
Menimbulkan
ketegangan
·
Dan lain
sebagainya
4. Contoh Sikap Positif
Banyak sekali contoh sikap
positif yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari sikap positif
tersebut adalah sikap yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di dalam
suatu masyarakat, serta menimbulkan perasaan nyaman dan betah dari orang yang
berinteraksi dengannya.
Sikap positif antara lain
tercermin dalam :
-
Disiplin, suka
bekerja keras, ulet, serta jujur
-
Setia kawan,
kekeluargaan, rela berkorban, selalu menyelesaikan tanggung jawab dengan baik,
penolong, berani membela kebenaran serta memiliki toleransi yang tinggi
-
Hemat, gemar
menabung, dan hidup sederhana
-
Bertakwa terhadap
Tuhan yang Maha Esa dan selalu memohon pertolongan Tuhan setiap mengalami
kesulitan
-
Dan masih banyak
lagi
5. Contoh Sikap Negatif
Contoh sikap negatif juga cukup
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap negatif ini merupakan
kebalikan dari sikap positif, di mana ia merupakan sikap maupun perilaku yang
tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku, serta menimbulkan ketidaknyamanan
bagi orang yang berinteraksi dengannya.
Sikap ini antara lain tercermin
dalam:
-
Kemalasan, mudah
tersinggung, merasa paling berkuasa, emosional, serta suka memaksakan kehendak
-
Ceroboh, tidak
tertib, dan tidak disiplin
-
Rendah diri,
cemburu, dan pemalu
-
Boros serta
bergaya hidup mewah
-
Tidak bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
-
Dan banyak lagi
contoh yang lainnya.
6. Menambah Sikap Positif
Setiap individu memiliki
kebebasan untuk memilih sikap hidupnya, apakah akan memilih bersikap positif
atau memilih bersikap negatif. Tetapi satu hal yang harus diyakini bahwa
memiliki sikap positif adalah unsur penting yang tidak diragukan lagi
pengaruhnya bagi keberhasilan dan kesuksesan hidup seseorang. Kalau demikian
mengapa kita harus memilih sikap negatif ? Lebih baik tinggalkan jauh-jauh
sikap negatif dalam diri kita.
Pertanyaannya kemudian adalah,
bagaimana caranya agar dapat selalu memiliki sikap positif ? Faktor-faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi sikap positif ? Bagaimana meningkatkan sikap
positif dalam diri kita ? Meskipun memerlukan waktu yang cukup lama, namun
sikap positif dalam diri tentu saja dapat terus dilatih dan ditingkatkan lagi.
Kuncinya adalah kita dapat memahami berbagai faktor yang dapat mendukung
peningkatan sikap positif dalam diri kita.
Faktor-faktor yang mendukung
sikap positif diantaranya adalah:
a. Faktor spiritual
Kekuatan spiritual disini
artinya adalah kemampuan yang bersumber dari suara hati terdalam, seperti
kemampuan untuk bersyukur, misalnya. Kekuatan spiritual berpegaruh
terhadap
kemampuan seseorang dalam melihat sisi positif dari setiap kejadian yang
datang. Dengan meningkatkan kekayaan spiritual, seseorang akan mampu
mengartikan semua fenomena hidup yang datang kepadanya, menganggapnya sebagai
pelajaran berharga, yang dapat membangkitkan nilai lebih dalam dirinya.
Manusia yang memiliki kekayaan
spiritual, akan lebih mudah mengontrol terhadap sikap dirinya. Sehingga orang
itu tetap memiliki tekad yang kuat untuk berusaha dengan cara-cara yang positif
tanpa kenal putus asa, karena meyakini adanya kekuatan dari Tuhannya. Kekuatan
spiritual dapat mengarahkan pikiran dan sikap seseorang kepada hal-hal yang
positif sesuai nilai-nilai kebaikan dan kebenaran, tidak dihantui oleh rasa
tidak percaya diri, malas, dan sikap negatif lainnya. Maka teruslah melatih dan
memperkaya pemahan nilai-nilai spiritualitas dalam hidup ini.
b. Faktor impian
Seseorang yang selalu dapat
memperbarui impian akan cenderung bersikap berani, rajin, percaya diri atau
bersikap lebih positif. Impian yang besar akan menjadikan seseorang berusaha
mengadaptasikan sikap mereka menjadi penuh tenggang rasa, jujur, hormat, tegas,
insiatif, berjiwa besar dan lain sebagainya. Sikap-sikap itu adalah intisari
dari sikap positif dalam diri. Orang yang mempunyai impian akan selalu dapat
mengendalikan sikap dengan pikirannya menjadi lebih optimis dan positif.
Oleh sebab itu, letakkan satu
standar impian yang lebih tinggi, sehingga potensi diri kita dapat
ditingkatkan. William Faulkner, seorang novelis peraih hadiah nobel,
mengatakan, “Impikan dan bidiklah selalu lebih tinggi daripada yang Anda
sanggupi. Janganlah hanya bercita- cita lebih baik daripada pendahulu atau
sesama Anda. Cobalah menjadi lebih baik daripada diri sendiri.”
Artinya, kita senantiasa
memerlukan impian sebagai kontrol terhadap sikap dan mencapai kemajuan hidup
yang berarti.
c. Antusiasme
Elbert Hubbart menegaskan, “Nothing
great has ever been accomplished without enthusiasm. – Tidak ada satupun
kemajuan menakjubkan untuk diraih tanpa antusiasme.”
Antusiasme artinya semangat.
Ketika kita sedang bersemangat, pada saat itulah Tuhan senantiasa mendampingi
kita. Dengan semangat itulah manusia menciptakan
impian
yang lebih besar, berusaha memperoleh kemajuan-kemajuan serta mencapai sukses
Semangat dapat terus
ditingkatkan dengan mengisi setiap detik waktu kita dengan kebiasaan-kebiasaan
yang positif dan konstruktif. Kebiasaan-kebiasaan positif itu diantaranya
mendengar, membaca, berbicara dan bergaul dengan orang yang positif. Jika
seseorang dapat mempertahankan dan meningkatkan semangat hidup dalam dirinya,
maka sikapnya menjadi lebih terarah hingga dapat menikmati hal-hal yang
benar-benar menakjubkan di dunia ini.
7. Mengurangi Sikap Negatif
Setiap manusia pasti memiliki
sikap negatif yang sebenarnya membahayakan dirinya sendiri. Kini tinggal
bagaimana manusia itu menyikapi sikap negatif yang ia miliki, apakah ia akan
memperbaikinya atau akan membiarkannya hingga sikap negatifnya tersebut menjadi
kepribadiannya sehingga sulit untuk dihilangkan. Untuk menghilangkan sikap
negatif dalam diri diperlukan niat dan tekad yang kuat dari dalam diri untuk
menjadikan diri sendiri lebih baik lagi. Karena sesungguhnya orang yang
beruntung adalah orang yang mau berintrospeksi diri dan mau memperbaikinya sehingga
hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Berikut ini akan diulas
beberapa sikap negatif yang umumnya mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari
termasuk upaya dan kiat untuk memperbaikinya.
a.
Malas
Malas
adalah sikap negatif yang cukup sering menghampiri kita, namun sikap itu mudah
datang dan mudah pergi. Jika sikap malas itu sudah menyelimuti diri kita, kita
enggan untuk mengerjakan apapun sekalipun itu adalah kegiatan rutinitas kita
setiap hari sepertinya kita berat hati mengerjakannya. Jika penyakit malas itu
datang apapun yang kita kerjakan menjadi tidak maksimal. Namun, jika sikap
malas kita hilang dan timbul sikap rajin maka semua pekerjaan kita bisa kita
selesaikan tepat waktu dan kita bisa mengerjakan banyak hal dalam satu hari.
Sayangnya,
sikap rajin kita itu terlalu jarang datang, ia hanya datang jika semangat kita
sedang menggebu dan mempunyai motivasi yang baru untuk memulai hidup baru dan
sikap rajin kita akan mudah pergi jika kita merasa jenuh atau pun putus asa.
Entah sudah berapa banyak kata “malas” itu
keluar dari benak dan bibir kita di setiap harinya. Baik itu malas tidur, malas
belajar, malas membaca, malas bangun tidur, dan malas-malas lainnya sehingga
kata “malas” begitu akrab dengan diri kita. Oleh karena itu kita harus
perbaiki sikap ini karena jika dibiarkan terus menerus akan menjerumuskan diri
kita sendiri.
Berikut
ini beberapa cara bagaimana menghilangkan rasa malas dalam diri:
1. Mengubah pola pikir dan
membuang jauh-jauh pikiran tentang sikap malas dan mengurangi penggunaan kata “malas”,
dengan begitu kita akan lupa dengan kata “malas”.
2. Tidak menunda-nunda
pekerjaan. Melakukan sekarang juga selagi dapat mengerjakannya dan mempunyai
kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Lakukan sekarang karena
waktu tidak akan kembali lagi
3. Mengisi waktu luang dan
menjauhi sikap membuang-buang waktu. Dengan mengisi waktu luang maka akan
terhindar dari pikiran kosong yang menyebabkan timbulnya sikap marah. Seperti
sering membaca buku, terutama buku-buku pembangun jiwa, ilmu pengetahuan, atau
buku pengembangan diri. Dengan membaca buku kita akan lebih memanfaatkan waktu
luang agar tidak terbuang sia-sia dan akan mengurangi sikap malas kita terutama
sikap malas membaca. Mengisi waktu luang dapat juga menyalurkan hobi mengedit-ngedit
foto, menulis, merapikan kamar, atau aktivitas lain yang menyenangkan.
b.
Bekerja seperlunya
Sikap
negatif berikutnya ialah bekerja seperlunya. Sikap ini biasanya lahir dari
sikap malas, jadi jika sedang malas, pekerjaan pun akan dikerjakan seperlunya
atau dilakukan dengan prinsip “yang penting selesai” dan tidak mengerahkan
kemampuan terbaik serta tidak maksimal dalam pengerjaannya sehingga pekerjaan
yang dihasilkan pun menjadi “pas-pasan”. Padahal jika segenap daya dan upaya
dikerahkan akan menghasilkan sesuatu yang lebih bagus dan lebih baik lagi dan
bisa meng-eksplor kemampuan diri lebih besar lagi.
Berikut
ini beberapa cara menanamkan rasa kerja keras dalam diri:
1.
Memotivasi diri sendiri mengenai hasil yang diperoleh akan memuaskan jika
mengerjakannya dengan maksimal.
2. Mengobarkan semangat diri
agar mau mengeluarkan upaya yang maksimal agar tujuan tercapai.
c.
Bergantung pada orang lain
“Bergantung
pada orang lain” ialah sikap negatif berikutnya. Sikap yang tidak mandiri membuat
kita menjadi bergantung pada orang lain. Hal ini dapat terlihat ketika kita
merasa agak segan untuk pergi ke suatu tempat yang baru jika tidak ada yang
menemani. Kita tidak bisa ke tempat yang asing sendirian dan harus mengajak
seseorang untuk menemani kita untuk ke tempat tersebut. Kita juga tidak bisa
hidup sendiri tanpa orang-orang di sekeliling kita.
Beberapa
kiat untuk menjadi pribadi yang mandiri yaitu:
1. Berusaha melakukan
sesuatu sendiri.
2. Tidak meminta tolong
orang lain jika masih bisa dilakukan sendiri.
3. Belajar mengambil
keputusan sendiri tanpa terpengaruh orang lain.
d.
Pemalu (tidak percaya diri)
Sikap
negatif selanjutnya ialah pemalu. Sikap pemalu umumnya muncul ketika seseorang
harus tampil di muka umum dan berhadapan dengan orang banyak. Walaupun sudah
sering melakukan presentasi di depan kelas, rasa percaya diri seseorang
terkadang belum juga timbul. Kita juga sering merasa tidak percaya diri dalam
mengemukakan pendapat. Walaupun dalam hati ingin sekali menyampaikan pendapat kita,
namun rasa tidak percaya diri itu timbul. Hal tersebut dikarenakan takut dengan
pikiran orang lain terhadap diri kita.
Berikut
ini beberapa kiat untuk menghilangkan atau mengurangi sikap tidak percaya diri
pada diri seseorang:
1. Bergaul dengan orang yang
percaya diri, sehingga terpancarkan aura positif darinya yang diharapkan akan
menularkan sikap percaya dirinya kepada diri kita.
2. Latihan percaya diri.
Buang jauh-jauh sikap pemalu dan paksakan rasa percaya diri itu muncul dari
dalam diri dengan seringnya latihan akan terbiasa untuk bersikap percaya diri.
3.
Mengetahui kelebihan diri sendiri agar tidak merasa rendah diri di depan orang
lain.
e.
Kaku (tidak mudah menyesuaikan diri)
Dari
sikap pemalu di atas, timbullah sikap kaku dalam diri seseorang. Sikap ini
biasanya timbul jika bertemu dengan orang baru dan berada di tempat yang baru.
Jika kita adalah orang yang sukar beradaptasi dengan hal-hal baru, butuh waktu
yang relatif lama bagi kita ketika berada di suatu tempat yang baru untuk bergabung
dengan orang-orang baru maka itu disebut dengan kaku. Sikap ini akan hilang
jika kita sudah bisa beradaptasi dengan tempat baru dan orang-orang baru dan
jika kita sudah „akrab‟ dengan hal-hal baru tersebut maka kita akan sulit untuk
melepaskannya atau berpisah dengan hal-hal tersebut.
Untuk
memperbaiki sikap kaku agar lebih mudah menyesuaikan diri dengan sesuatu yang
baru yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tidak fokus pada diri
sendiri apabila bertemu dengan orang baru.
2. Bersikap lebih rileks dan
berfikiran positif dengan sesuatu yang baru itu.
f.
Mudah menyerah
Sikap
negatif yang terakhir yang akan diulas ialah mudah menyerah. Entah mengapa kita
sering merasa putus asa jika ada hambatan-hambatan yang menghalangi hidup kita.
Kita perlu motivasi dan semangat yang besar agar kita bisa bangkit dari
keputus-asaan kita.
Sepertinya
akan sulit menghilangkan 100% sikap gampang menyerah ini, namun kita perlu
terus berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih tegar lagi dalam menghadapi
masalah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan
sikap mudah menyerah ini antara lain:
1. Banyak membaca buku yang
bisa memotivasi diri agar tidak larut dalam kesedihan dan keputus-asaan.
2. Berpikir positif terhadap
sesuatu.
3. Bersyukur atas nikmat
yang telah diberikan oleh Tuhan.
4.
Mengingat bahwa kita hidup di hari ini, bukan di hari esok. Hari ini adalah apa
yang kita hadapi hari ini, sedangkan esok adalah apa yang kita hadapi besok.
Sebenarnya
masih banyak lagi sikap-sikap negatif dalam diri seseorang, namun yang
dijabarkan di atas adalah sikap negatif yang paling dominan dalam diri kita.
Kita tahu bahwa mengubah sikap-sikap negatif tersebut,
apalagi yang sudah menjadi kebiasaan, tidaklah semudah membalikkan telapak
tangan.
Seseorang
yang ingin mengurangi atau menghilangkan sikap-sikap negatif dari dirinya perlu
melakukan usaha yang sungguh-sungguh dengan segenap jiwa dan raga serta
menyatukan hati dan pikiran agar semuanya bisa menjadi lebih baik seperti yang
diharapkan. Namun, selain melakukan upaya-upaya perbaikan diri secara maksimal
perlu banyak berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari sikap-sikap negatif itu.
Karena manusia boleh berencana tapi tetap Tuhan yang menentukan semuanya.
Beberapa kiat untuk berhasil
melakukan perubahan dalam diri seseorang dari sikap negatif ke sikap positif
antara lain dapat dirangkum ke dalam beberapa cara berikut:
1.
Satukan niat dan tekad yang kuat dalam hati bahwa diri ini ingin berubah
menjadi lebih baik.
2.
Perbanyaklah membaca artikel mengenai konsep diri dan upaya perbaikan diri.
3.
Buatlah daftar sikap negatif yang ada di dalam diri kita yang akan kita
hilangkan (mintalah opini orang lain mengenai penilaian diri mereka terhadap
diri kita mengenai hal ini agar dapat membantu kita dalam berintropeksi diri).
4.
Buatlah indikator keberhasilan jika kita sudah berubah.
5.
Buatlah batas waktu perubahan diri.
6.
Perbanyaklah berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari sikap-sikap negatif. Perlu
diingat bahwasanya faktor spiritual termasuk salah satu faktor pembentuk sikap
positif sebagaimana telah dijelaskan di atas.
7. Berilah penghargaan kepada
diri sendiri jika sudah dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan sikap
negatif itu.
Daftar
pustaka:
1.
http://www.ekojalusantoso.com/?p=31,
diakses tanggal 19 November 2011
2.
http://www.facebook.com/topic.php?uid=102032203090&topic=9028,
diakses tanggal 20 November 2011
3.
Bahan Ajar
Konseling: Menemukan Cara untuk Mengembangkan Sikap yang Lebih Positif, http://www.sman2-tsm.sch.id/learning/course/view.php?id=92,
diakses tanggal 20 November 2011
4.
http://cybercampus-multimedia.blogspot.com/2008/06/manfaat-memiliki-sikap-positif.html,
diakses tanggal 20 November 2011
5.
creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf,
diakses tanggal 20 November 2011
6.
Membentuk Sikap Positif,
http://www.anneahira.com/motivasi/sikap.htm, diakses tanggal 20 November 2011
Kok analisisnya tidak ada kerugian sikap positip dan keuntungn sikap negatip
BalasHapus